a smile from Silmie

Seharusnya pagi ini ku sudah di kota hujan, tapi kenyataan takdir berkata aku harus lebih lama berlibur di rumah 3 hari lebih dari yang lain….. untuk mengisi kegabutan ku agar tidak terlalu sia-sia aku memutuskan untuk mengambil laptop dan mulai menulis kembali untuk aku posting diblog. Aku gak pernah seberapa peduli ada orang yang baca tulisan ini karena toh aku bukan siapa siapa hanya insan dunia yang ingin menulis diary dan bila ada yang punya waktu baca aku ucapkan terima kasih . Tulisan kali ini aku mau bercerita tentang perubahanku di usia 21, tadinya mau aku share pengalaman usia 20 tapi rasanya usia 20 masih belum ada perubahan dari usia belasan, di usia 20 aku masih enggan untuk beranjak dari belasan. Tetapi semua berubah saat aku berulang tahun ke-21, semula yang aku tidak ingin beranjak dewasa kini aku merasa siap untuk menyongsong kehidupan dewasaku di usia selanjutnya. Perubahan yang terjadi bukan masalah fashion,tipe cowok berubah atau masalah makanan. Tetapi...

Hidup Mahasiswa , Hidup Mahasiswa, Hidup Pertanian Indonesia.  Santer sekali di media online berita mengenai salah satu teman yang diberitakan lantaran kasus nya memberi kartu kuning ke presiden, atau kasus sebelumnya temanku yang diberitakan karena aksi di jalan pada bulan-bulan lalu. Ya mereka darah muda, mereka penuh idealis,ya mereka aktivis. Aku kenalkan diriku dewi mutia silmie dengan bangga menyebut diri ini seorang activis, aku mencintai hal ini saat aku pertama kali tahu apa itu activis. Aku seorang bendahara Badan Eksekutif Mahasiswa di FEMA IPB. Ketika SMP aku menjadi ketua osis, dan SMA menjadi anggota Osis dan ketua   teater. Berkecimpung di dunia pengabdian adalah sesuatu yang nikmat bagiku, menjadi salh satu lakon   mentri dalam dinasti masa depan adalah mimpiku. Seperti tangan kanan dan kiri, selain dibutuhkan ilmuan dibutuhkan juga orang-orang pemimpin dan strategi dalam menjalankan roda dunia ini. Dan aku wanita aku tidak pernah ikut aksi ...